Gubernur Nurdin Abdullah berharap pembangunan huntap tahap pertama ini secepatnya bisa selesai untuk segera dihuni oleh para korban bencana. “Semoga ini bisa cepat selesai, dan selanjutnya kita berbicara lagi soal bagaimana pemulihan ekonomi warga terdampak,” kata Nurdin. Mantan Bupati Bantaeng dua periode ini mengakui, segala kebijakan yang disinergikan antara Pemda Luwu Utara dan Pemprov Sulsel terbilang cepat.
“Beberapa kebijakan yang kita ambil terbilang cepat karena tidak ada pertimbangan lain kecuali kita ingin melihat Luwu Utara bisa bangkit kembali,” jelas Nurdin. Pada kesempatan itu pula, ia mengapresiasi upaya penanganan yang dilakukan Pemda dalam mempercepat proses pemulihan pascabencana. “Semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi berkah, khususnya bagi warga terdampak, dan hari ini adalah awal yang baik bagi keberlanjutan pembangunan huntap di Luwu Utara,” tandasnya.
Sementara Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, di hadapan Gubernur melaporkan perkembangan terakhir terkait jumlah rumah rusak pasca-banjir bandang yang terjadi pada 13 Juli 2020 lalu. Ia menyebutkan, data terbaru rumah yang terdampak banjir bandang tersebar di enam kecamatan, 39 desa dan kelurahan, dengan jumlah rumah yang rusak sebanyak 4.037 unit yang terdiri dari 1.295 unit rusak berat, 123 unit rusak sedang, dan 2.619 unit rusak ringan.
Selain itu, Bupati perempuan pertama di Sulsel ini juga melaporkan terkait penyaluran dana tunggu hunian (DTH) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal senilai Rp 500 ribu/bulan/rumah. Di mana Pemda Lutra telah menyalurkan DTH di empat kecamatan, yaitu Masamba sebanyak 602 penerima manfaat, Baebunta (620), Sabbang (31) dan Baebunta Selatan 42. “Untuk pembangunan huntap tahap I sumber dananya berasal dari bantuan keuangan Pemprov Sulsel sebanyak 50 unit, dan tersebar pembangunannya di kelurahan Bone Tua kecamatan Masamba (20 unit), dusun Penampung desa Radda (20) dan di lokasi Sinode (20),” sebutnya.
Ia menyebutkan, kebijakan Gubernur mempercepat pembangunan huntap tahap pertama telah ikut memancing pemerintah pusat untuk segera mempercepat pembangunan huntap yang selanjutnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui BNPB. “Alhamdulillah, saat ini sudah turun tim dari BNPB untuk melakukan assesment. Saya kira ini memang dibutuhkan untuk melakukan percepatan pembangunan huntap. Harapan kita setelah ini adalah, 50 unit yang akan kita bangun akan terus berlanjut,” pungkasnya.
Sebelumnya, General Manager Project PT. Tata Logam Lestari, Krisna, menyebutkan huntap yang dibangun didesain tahan gempa dengan kekuatan maksimal 9 SR. Huntap ini, kata dia, sudah melalui proses ujicoba di beberapa daerah. “Kita membangun huntap pasti melalui proses ujicoba, dan itu sudah kita lakukan di beberapa daerah seperti Lombok, Konawe Utara dan Palu,” ungkapnya. Sekadar diketahui, huntap menggunakan pondasi batu kali, kombinasi dinding bata ringan. Rangka terbuat dari rangka baja dan atap multiroof. Menggunakan material bata interlock. Pembangunan satu unit huntap memakan waktu 2,5 hari saja.
Pada kegiatan ini, Gubernur Sulsel ikut didampingi sejumlah Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemprov Sulsel, seperti Kepala BPBD Sulsel Ni’mal Lahamang, Kepala Bapelitbangda Junaedi, Kepala BPKAD Muhammad Rasyid, Kadis PTSP Jayadi Nas, serta TGUPP Syamsu Alam. Selain itu, turut serta hadir Dandim 1403/Sawerigading, Kapolres Luwu Utara Agung Danargito, serta unsur Forkopimda lainnnya, General Manager Project PT. Tata Logam Lestari Krisna, dan para Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemda Luwu Utara. (LH)